Perahu |
Masyarakat Desa Dungkek sangat ramah, royal, jiwa gotong royong dan solidaritas tinggi sehingga terjalin rasa persaudaraan antar warga yang erat. Hal ini menimbulkan suasana kerukunan yang kental. Sifat ini tidak hanya berlaku untuk masyarakat Desa Dungkek, melainkan sifat ini juga mereka berikan bagi orang luar yang bertamu ke Desa Dungkek, mereka sangat mudah menerima kehadiran orang luar dan berinteraksi dengan mereka. Sifat keterbukaan warga ini merupakan peluang besar untuk pengembangan teknologi baru di Desa ini.
Masyarakat Desa Dungkek tidak mengenal sistem kasta (suatu komunitas ataupun individu tertentu yang memiliki hak lebih besar sehingga membebankan kewajiban lebih terhadap komunitas atau individu lain sehingga menimbulkan ketidakseimbangan strata sosial. Tidak ada majikan dan buruh dalam penerapan kehidupan bersosial di Desa Dungkek, sehingga kehidupan sosial berlangsung harmonis, hal ini juga terlihat dari kekompakan dan keterbukaan antara warga dan perangkat desa ataupun ustadz di Desa Dungkek.
Selain suasana kerukunan, hal lain yang akan terasa di Desa Dungkek yaitu kereligiusan Desa Dungkek yang dibuktikan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan rutin dan aktif diselenggarakan setiap minggunya baik oleh warga dewasa laki-laki, perempuan, maupun anak-anak. Selain itu, di Desa Dungkek juga terdapat beberapa yayasan keagamaan dengan kegiatannya yang aktif diselenggarakan setiap sore hari, bahkan ada Kadus (kepala Dusun) yang memegang kegiatan anak-anak di masjid, sehingga dipanggil ustadz.
Hal yang menjadi kekurangan masyarakat Dungkek yaitu segi pengetahuan, teknologi, dan pemahaman Bahasa Indonsia masih minim, serta kesadaran akan pentingnya pendidikan anak oleh orang tua yang sangat rendah. Masih ada Lansia dan juga anak-anak yang tidak bias atau tidak lancar berbahasa Indonesia dan banyak orang tua yang masih keberatan mengeluarkan budget untuk sekolah anak meskipun sebenarnya masih sangat rendah jika dibandingkan di daerah lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar