Dalam perjalanan menuju Bukit Kalompek, Desa Dungkek, mata kami terpesona oleh keindahan alam yang memukau. Di atas bukit, dari kejauhan terlihat pulau Gili Iyang yang menambah keelokan panorama tersebut. Namun, sayangnya, hanya tersisa satu batu cening di bukit yang menjadi saksi bisu sejarah.
Batu cening memiliki daya tarik tersendiri karena memiliki suara yang unik saat dipukul. Suara tersebut memberikan kesan magis dan membuat orang terpesona. Sayangnya, banyak batu cening yang telah hancur dan dijual oleh beberapa oknum di daerah setempat. Tindakan tersebut sangat disayangkan karena mengorbankan kekayaan budaya dan sejarah yang ada di Desa Dungkek.
Kami berharap agar batu cening yang tersisa dapat dijaga dengan baik sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang. Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat setempat tentang pentingnya pelestarian batu cening dan menjaga agar tidak ada lagi penjualan ilegal yang merugikan keberadaannya.
Pemulihan dan pelestarian batu cening membutuhkan kerjasama dari semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat lokal, dan lembaga terkait. Dengan membangun kesadaran kolektif dan melibatkan semua pihak dalam upaya pelestarian, kita dapat memastikan bahwa batu cening di Bukit Kalompek tetap menjadi bagian tak tergantikan dari warisan budaya Desa Dungkek.
Mari bersama-sama menjaga dan memperjuangkan kelestarian batu cening sebagai simbol kebanggaan dan identitas Desa Dungkek.